Welcome to my blog and don’t forget to follow me

Rabu, 06 Juli 2011

Wisata Pulau Angso Duo


                                                                 Pulau Angso Duo
Objek wisata Pulau Angso Duo  adalah perpaduan wisata alam dan sejarah di Kota Parimanan. Lokasi wisata ini sangat mudah untuk dijangkau dari pusat kota pariaman dan terkenal banyak dikunjungi warga untuk berwisata. Pulau Angso Duo merupakan pulau terdekat dari bibir pantai Pariaman, yaitu berjarak  kurang lebih 2 mil dari pantai Pariaman tempatnya berhadapan dengan Pantai Gandoriah, terapung-apung berjejer 4 buah pulau kecil. Pulau-pulau ini ada yang bernama, Pulau Tangah, Pulau Ujuang, Pulau Kasiak dan Pulau Ansoduo. Ke-empat pulau ini terkenal dengan pasir putihnya. Pengunjung yang ingin berwisata ke Pulau Angso Duo dapat menggunakan perahu nelayan ataupun menyewa speedboat yang disediakan Pemko Pariaman, dengan harga sekitar Rp250 ribu per unit.
                                                                   Naik Kapal Nelayan
                                                                       
Di pulau  angso duo terdapat sebuah pusara yang disebut dengan  kuburan panjang kurang lebih 4,5 meter dan beberapa kuburan lainnya. Sampai saat ini masih menjadi pertanyaan siapa yang terkubur dalam pusara tersebut, tapi menurut cerita, beliau adalah Wali Allah yang datang dari Negeri Arab pada masa yang tidak dapat dibilang. Pusara yang ada di Pulau Angso Duo ini banyak  dikunjungi warga untuk berziarah ataupun untuk melakukan ritual-ritual, dan bahkan untuk meminta sesuatu. Karena itu, untuk menghindari perbuatan syirik di Pulau Angso Duo, Pemerintah sukses membangun  surau Pulau Angso Duo  yang bertujuan untuk mewujudkan Kota Pariaman sebagai daerah tujuan wisata budaya yang Islami serta masyarakatnya  yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai Islami.
Pulau Angso Duo terkenal dengan pasir putihnya dan pemandangan alam yang sangat indah. Di pulau Angso Duo kita dapat melihat pemandangan laut  lepas, Hembusan angin sepoi-sepoi dan alam yang terbuka juga siap menyapa setiap pengunjung yang datang ke Pantai Angso Duo, tak lupa di Pulau Angso Duo kita dapat melakukan aktivitas lainnya, seperti berenang, menyelam, bermain pasir,  dan mengamati biota laut karena air di Pulau Angso Duo sangat jernih dapat terlihat hingga kedalaman 5 meter

Wisata Beruk

Daerah Pariaman adalah daerah Pesisir pantai. Daerah Pesisir pantai ini sangat cocok dimanfaatkan sebagai daerah budidaya kelapa (Cocos nucifera). Kelapa (Cocos nucifera) adalah salah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan (Arecaceae). Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna. Pohon kelapa mempunyai batang yang tunggal atau tidak bercabang-cabang dengan ketinggian pohonnya di daerah Pesisir mencapai 30 m.

                                                                             Pohon Kelapa


Berikut beberapa manfaat kelapa yaitu, (1) batangnya, dimanfaatkan manusia sebagai kayu mutu menengah; (2) Tandan bunganya, dimanfaatkan manusia sebagai hiasan dalam upacara-upacara tertentu; (3) akarnya, dapat dimanfaatkan manusia sebagai pembuatan kerajinan, (4) buahnya, dinilai sebagai bagian kelapa yang paling bernilai ekonomi.


Banyaknya pohon kelapa di Pariaman, juga menimbulkan masalah bagi masyarakat dalam memetik buahnya. Hal ini disebabkan karena pohonnya yang tinggi dan terlebih lagi mempunyai batang yang tunggal sehingga akan sangat sulit bagi manusia untuk memanjat pohon kelapa. Salah satu jalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memanfaatkan tenaga binatang yaitu monyet atau baruak (Macaca nemestrina) menurut istilah masyarakat Pariaman.



Untuk membuat beruk lihai dalam memetik kelapa, tentu sang beruk membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menguasai cara-cara memetik kelapa serta cara untuk dapat menentukan kriteria kelapa yang memenuhi syarat untuk dipetik. Dalam hal ini, pawang yang bertugas dalam melatih beruk harus mempunyai kesabaran serta pengalaman untuk membuat beruk lihai dalam memetik kelapa.
                                                                       Baruak Piaman


Langkah utama dalam melatih beruk yaitu pertama yang harus dilakukan si pawang adalah mengikat kelapa dengan tali di sebuah kayu ukuran 1 meter yang kemudian diletakkan di batang pohon kelapa. Beruk lalu diminta mengambil kelapa tersebut dari tempat yang paling rendah. Jika berhasil, berilah beruk hadiah, misalnya permen, kue, telur setengah matang, dll agar ia lebih semangat dan termotivasi untuk mengambil kelapa. Letak kelapa terus ditinggikan hingga di lokasi yang paling tinggi. Cara ini harus terus diulang selama dua pekan hingga beruk memahami tugasnya.
                                                        Baruak yang sedang memetik kelapa

                                                                         
Pelatihan tersebut dapat dijadikan arena wisata untuk para wisatawan yang mencintai alam dan mencintai binatang. Karena, memang, tidak sembarangan orang yang dapat melatih beruk hingga lihai dalam memetik kelapa. Untuk itu, para pawang dapat membuka beberapa penangkaran, dimana penangkaran tersebut dapat dijadikan sebagai arena wisata. Pawang dapat menjelaskan kriteria beruk yang dapat dijadikan pemetik kelapa, umur beruk yang dapat dilatih sebagai pemetik kelapa, hal yang disukai beruk, hal yang tidak disukai beruk, sifat-sifat beruk, asal beruk yang dapat dijadikan pemetik kelapa, dll. Sehingga penangkaran ini diminati dan disenangi para wisatan.

Keuntungan dari adanya penangkaran ini cukup banyak, seperti mengenalkan budaya masyarakat Pariaman; memberi pengetahuan pada masyarakat awam; hemat, karena pembangunan penangkaran ini cukup mudah, serta mengangkat ekonomi masyarakat umum karena mereka dapat berjualan di sekitar penangkaran. Untuk fasilitas, dapat dibangun masjid di sekitar penangkaran untuk masyarakat yang memeluk agama islam yang ingin melaksanakan kewajibannya.

Tabuik Piaman

Dalam sejarah Pariaman, Tabuik pertama kali diperkenalkan oleh anggota pasukan “Thamil” yang menjadi bagian dari pasukan Inggris yang dipimpin oleh Jendral Thomas Stamfort Raffles. Setelah Inggris menyerahkan sebagian daerah jajahannya kepada Belanda termasuk Bengkulu, pasukan “Thamil” memilih melarikan diri ke Pariaman, Sumatera Barat, salah satu daerah pelabuhan di pesisir barat pulau Sumatera. Oleh karena pasukan Thamil mayoritas beragama Islam, mereka dapat diterima secara baik oleh masyarakat Pariaman yang juga memeluk ajaran agama Islam. Sehingga, terjadi pembauran dan persatuan antara mereka termasuk dalam bidang sosial-budaya. Salah satu bentuknya adalah Pesta Tabuik. Bahkan pesta Tabuik yang dilaksanakan sejak tahun 1931 ini, sejak tahun 1974, oleh pemerintah daerah setempat dikemas menjadi atraksi wisata dan budaya. Selain itu, Tabuik merupakan salah satu permainan anak nagari.
Pesta Tabuik dimaksudkan untuk memperingati kematian dua cucu Nabi Muhammad SAW, yakni Hasan dan Husain yang memimpin pasukan kaum Muslim saat bertempur melawan pasukan Dinasti Bani Umayah dalam perang Karbala. Dalam pertempuran tersebut, Husain wafat secara mengenaskan, kepala Hasan Husen dipenggal oleh musuhnya, kemudian ditusuk dengan tombak, lalu diarak ke sekeliling kampung. Sebagian kaum Muslim meyakini bahwa jenazah Husain di masukkan ke dalam peti jenazah (Tabuik) dan dibawa ke langit menggunakan “Bouraq”.

Tabuik adalah sebuah benda berbentukkeranda bertingkat tiga yang terbuat dari kayu, rotan dan bambu. Tabuik tersebut merupakan benda utama yang diarak tepi pantai untuk di buang ke laut.
Pembuatan Tabuik dikerjakan dari tanggal 1 sampai tanggal 9 pada bulan Muharam oleh dua kelompok masyarakat Pariaman, yaitu kelompok Pasar dan kelompok Subarang untuk, dua buah Tabuik. Pembuatan Tabuik dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan banyak ahli seperti budayawan, sejarawan dan tokoh masyarakat setempat. Pesta Tabuik diadakan setiap tanggal 1 sampai 10 Muharram (Kalender Islam), dimulai di Pasar Pariaman dan diarak ke Pantai Gandoriah Pariaman di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Indonesia.


Banyak wisatawan yang datang menyaksikan acara ritual /budaya ini, bahkan dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapore dan Brunei Darussalam. Selama sepuluh hari prosesi pembuatan tabuik sampai acara puncaknya pada tanggal 10 Muharram, banyak kreativitas anak nagari ditampilkan seperti indang, dabuih, gamad, qasidah, silat, festival lagu Minang, dan lain-lain.
Adapun prosesi yang dilaksanakan selama sepuluh hari tersebut adalah:
1. Membuat daraga. Daraga adalah tempat arsitektur dan pekerjanya bekerja membuat tabuik
2. Mengambil tanah.
3. Manabang batang pisang
4. Maatam
5. Ma arak panja
6. Maarak saroban
7. Naik pangkek
8. Hoyak tabuik
9. Membuang tabuik ke laut